SAMBEW-ANSAWA
Dalam bahasa Biak, pepaya disebut SAMBEW (Sambeb), juga disebut ANSAWAI. Pohon Pepaya disebut SAMBEW KNAM, Daun pepaya disebut SAMBEW RAM, bunganya disebut SAMBEW SMUREM atau disebut juga Kaboro yakni bunga pepaya jantan. Bunga dan daun muda dimakan matang.
Dalam Kamus Numfor Belanda (1947), F. J. L. Van Hasselt memuat nama "ASAWA" dan "KABORO" dalam bahasa Numfor-Dorei. Di pulau Biak, ada beberapa kampung yang menyebut Ansawa dan ada yang menyebut Sambew. Di Biak Timur, umumnya penulis mendapati orang-orang menggunakan "Sambew". Di Biak Utara, penggunakan kata "Ansawai" lebih dominan. Ada juga yang menyebutnya "Kapaya".
Berdasarkan penelusuran Penulis lewat catatan tertulis seperti catatan Hasselt bahwa ada beberapa jenis pepaya seperti Asawa (Aisawa, Ansawa) Byef, Asawa Manbefor.
Ada banyak sekali manfaat pohon pepaya. Pada kalangan masyarakat Biak Numfor, pepaya menjadi salah satu buah yang disukai selain dibuat menjadi sayuran, buahnya dan daunnya sering dibarapen bersama daging. Daun pepaya biasa juga dicampur dengan daun petatas kemudian ditumis dan dikonsumsi.
Selain buah dan daunnya, orang Biak juga memanfaatkan bunganya (sambew smurem) untuk dikonsumsi dan dijual. Di pasaran, bunga pepaya, daun dan buah sangat laku. Sebab dimanfaatkan sebagai konsumsi keluarga. Di pulau Biak sendiri sudah banyak jenis tanaman pepaya yang ditanam. Umumnya, di Biak terdapat pepaya berwarna kuning dan hijau.
Menurut J. L. & F. J. F. Van Hasselt, kemungkinan "didatangkan oleh Sawasi (Patani), atau dibawa dari sana oleh orang Papua. Daun dimakan matang dan juga bunga dari spesimen jantan." Pada masa lalu, Orang Biak menyebut orang Patani dengan sebutan Sawai. Kemudian, kata tersebut juga digunakan untuk menyebut buah pepaya. Untuk membuktikan tumbuhan pepaya ini apakah endemik atau bukan di pulau Biak, perlunya pengecekan secara ilmiah untuk mengetahuinya.
|
Sumber: Facebook Henry Beryeri (14/12/2019) |
Mansar Hery Rumbewas ketika berkunjung ke Guam, Amerika, ia foto bersama anak-anak disana di bawah pohon Pepaya. Dala komentarnya ia mengatakan bahwa pohon papaya tumbuh subur dan berbunga. Masyarakat di sana tidak memakannya.
Masyarakat Biak atau suku Biak, benar-benar memanfaatkan tumbuhan mulai dari daun, buah, bunga untuk konsumsi sehari-hari dan juga sebagai obat tradisional dalam mengatasi berbagai penyakit.
Di pasar-pasar tanah Papua, kita akan sering menjumpai mama-mama Papua menjual daun pepaya, buah pepaya dan bunga pepaya. Prospek bisnis pepaya di Papua masih terbilang cukup menjanjikan, sebab masih dikonsumsi oleh masyarakat Papua.
Para petani bisa membaca peluang ini dengan menanam banyak pohon pepaya baik yang menghasilkan buah dan bunganya. Untuk menanam pohon pepaya tidak sulit, yang dibutuhkan hanyalah tempat untuk berkebun. Jika kita tidak memiliki areal perkebunan kita bisa memanfaatkan halaman rumah kita untuk berkebun.
Carilah bibit pepaya yang berkualitas kemudian lakukan penyampaian dan menanamnya di media pot atau menanam langsung di tanah. Lakukan pemeliharaan yang intensif agar nantinya menghasilkan pohon yang subur dan menjaga kualitas buah maupun bunganya.
Post a Comment for "Manfaat Pohon Pepaya dan Jenisnya "